jam

Senin, 20 April 2020

MAKALAH SATUAN, BESARAN DAN PENGUKURAN


BESARAN, SATUAN, DAN PENGKURAN




Di Susun
Oleh:

KELOMPOK 1

Nama       : Aliefia Wara
                   Firda Mafira

MK          : Konsep Dasar IPA


DosenPengampu:
Suhelayanti, M.Pd.I









INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
T.A 2019/2020

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rakhmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan pembahas tentang cahaya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah dengan judul "Besaran, Satuan, dan Pengkuran" yang telah diberikan oleh dosen.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya tidak sedikit kesulitan yang kami hadapi, namun berkat bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya makalah  ini dapat kami selesaikan. Untuk itu kami ucapkan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami  menyadari bahwa makalah ini jauh dari Kesempurnaan. Untuk itu tegur, sapa, dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah  ini.
Harapan saya mudah-mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya berguna bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada umumnya.



Langsa, 14 April 2020


Penyusun
DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Besaran.......................................................................... 2

B. Pengertian Satuan............................................................................ 3

C. Pengertian Pengukuran.................................................................... 5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan pengetahuan baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Namun hal tersebut tidak kita sadari bagaimana cara mengembangkan peristiwa-peristiwa yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Salah satu dari ilmu pengetahuan tersebut adalah ilmu fisiska, dimana ilmu fisika tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari dalam melakukan suatu aktivitas, contoh ilmu fisika yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan usaha manusia untuk mempelajari gejala alam. Setelah gejala alam diketahui, maka dipikirkan bagaimana cara pemanfaatannya di dunia nyata atau kehidupan sehari-hari , kajian ilmu fisika sangat sering muncul dalam terjadinya suatu peristiwa, misalnya sebuah mobil yang melakukan pengereman dan lain-lain, memindahkan sebuah barang/benda ketempat lain. Peristiwa-peristiwa ini tentunya menimbulkan banyak pertanyaan bagi kita jika kita kaitkan dengan ilmu fisika.
Disini kita akan membahas bagaimana caranya kita menerapkan pertanyaan- pertanyaan yang ada dipkiran kita dengan mempelajari materi-materi fisika. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang perbedaan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuan dan dimensinya serta memprediksi dimensi suatu besaran melakukan analisis, dan melakukan penjumlahan dan perkalian vektor dan menerapakannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.    Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan Besaran?
2.         Apa yang dimaksud dengan Satuan?
3.         Apa yang dimaksud dengan Pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:


1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.

2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.

Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

a. Besaran Pokok
            Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi).

Besaran
Satuan
Lambang Satuan
Panjang
Meter
m
Massa
Kilogram
kg
Waktu
Sekon
s
Suhu
Kelvin
K
Kuat Arus
Ampere
A
Intensitas Cahaya
Candela
cd
Jumlah Zat
Mol
mol
*tabel besaran pokok


Besaran Tambahan
Satuan
Lambang Satuan
Sudut Datar
Radian
rad
Sudut Ruang
Steradian
sr
* tabel besaran tambahan

b. besaran turunan
besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Besaran ini ada banyak macamnya.
Besaran Turunan
Nama Satuan
Lambang Satuan
Kecepatan
meter/sekon
m/s
Massa jenis
kilogram/meter3
kg/m3
Luas
meter2
m2
Volume
meter3
m3
Gaya
newton
N
energi
Newton.meter = joule
N.m = j
*tabel besaran turunan dan satuannya

Selain itu, berdasarkan ada tidaknya arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vector.


1. Besaran skalar yaitu besaran yang mempunyai besar dan satuan saja tanpa memiliki arah. Contoh : pangjang, massa, waktu

2. Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki besar (nilai), satuan dan arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.

B.     Pengertian Satuan
Satuan  adalah  suatu  pembanding  dalam  pengukuran atau membandingkan besaran dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.
No
Besaran
MKS
CGS
1
Panjang
m
Cm
2
Massa
kg
gram, ons, pounds
3
Waktu
detik
menit, jam, hari
4
Gaya
newton
Dyne
5
Energi
joule
kalori, erg
6
Suhu
kelvin
Celcius, Fahrenheit, Reamur
Sistem Satuan Internasional (SI) : Sistem satuan yang berlaku secara internasional (mendunia). Sistem Satuan Internasional (SI) di bagi menjadi dua, yaitu:
a.      Sistem MKS : (Meter, kilogram, sekon, atau detik).
b.     Sistem CGS : (Sentimeter, gram, sekon, atau detik).

C.    Pengertian Pengukuran
Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam seperti gerak, kalor, cahaya, bunyi , listrik, dan magnet. Proses pengamatan gejala alam tersebut bermula dari pengamatan yang dilakukan oleh indera kita. Akan tetapi pengamatan tersebut harus disertai dengan data kuantitatif yang dapat diperoleh dari hasil pengukuran.
Pada proses pengukuran, alat ukur merupakan bagian terpenting dari sebuah pengamatan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak pernah luput dari kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras, daging, mengukur tinggi badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan bentuk aktivitas pengukuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran merupakan bagian dari kehidupan manusia. Melalui hasil pengukuran kita bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran agar memberikan hasil yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur yang memenuhi syarat.
Suatu alat ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat yaitu valid (sahih)dan reliable (dipercaya). Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian alat ukur juga harus diperhatikan. Semakin teliti alat ukur yang digunakan, maka semakin baik kualitas alat ukur tersebut.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang sudah distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan neraca dengan berbagai ketelitian, mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter, mengukur waktu dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain sebagainya. Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca, amper meter, termometer merupakan alat ukur yang sudah distandar. Penggunaan alat ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang melakukan pengukuran, dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu dilaksanakan akan memberikan hasil yang relatif sama.
1. Instrumen Pengukuran
Instumen pengukuran adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Hasil akhir dari proses pengukuran sangat tergantung pada kemampuan alat ukur yang digunakan. Kemampuan alat ukur dapat diketahui dari berbagai kriteria yang ditetapkan, diantaranya adalah:
a.      accuracy, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur yang mendekati hasil sebenarnya.
b.     Presisi, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama.
c.      Sensitivitas, adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan besaraan yang akan diukur.
d.     Kesalahan ( error ), adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang sebenarnya
Idealnya sebuah alat ukur memiliki accuracy, presisi dan sensitivitas yang baik sehingga tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan akurat.

2. Pengukuran Besaran Pokok
·       Pengukuran Besaran Panjang
Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut memiliki nilai ketelitian yang berbeda-beda. Nilai ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur.
1.     Mistar
Mistar merupakan alat ukur panjang yang paling sederhana dan sudah lumrah dikenal orang. Ada dua jenis mistar yang sering digunakan, yaitu stik meter dan mistar metrik. Stik meter memiliki panjang 1 meter dan memiliki skala desimeter, sentimeter, dan milimeter. Mistar metrik memiliki panjang 30 sentimeter. Mistar memiliki skala pengukuran terkecil 1 milimeter, sesuai dengan jarak garis terkecil antara dua garis yang saling berdekatan. Ketelitiannya adalah 0,5 milimeter, atau setengah dari skala terkecil
Ketika kita akan mengukur panjang suatu objek dengan menggunakan sebuah mistar kita letakan ujung mistar yang menunjukan nilai nol ke ujung objek yang akan diukur, kemudian baca panjang skala yang terdekat dengan ujung objek yang diukur tersebut. Angka tersebut menunjukan panjang objek yang kita ukur Untuk pengukuran dengan menggunakan mistar atau penggaris, kita harus membaca skala pada alat secara benar, yaitu posisi mata tepat di atas tanda yang akan dibaca. Posisi yang salah akan menyebabkan kesalahan baca atau kesalahan paralaks.
2.     Meteran lipat (pita pengukur)
a.      Digunakan untuk megukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar, misalnya karena ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak lurus.
b.     Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 1 mm.
3.     Jangka sorong
a.      Digunakan untuk mengetahui panjang bagian luar maupun bagian benda dengan sangat akurat / teliti
b.     Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm
4.     Mikrometer Sekrup
a.      Digunakan untuk mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil
b.     Mempunyai tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm.

·       Alat Ukur Massa
Neraca  yang digunakan di laboratorium fisika pada umumnya berbeda neraca yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh neraca berbagai bentuk.
Dan di bawah ini adalah contoh neraca yang sering ditemukan di laboratarium
Ada empat macam prinsip kerja neraca, yaitu:
1.     Prinsip kesetimbangan gaya gravitasi, contoh neraca sama lenga
2.     Prinsip kesetimbangan momen gaya, contoh neraca dacin
3.     Prinsip kesetimbangan gaya elastis, contoh neraca pegas untuk menimbang bahan-bahan ku
4.     Prinsip inersia (kelembaman), contoh neraca inersia
·       Alat Ukur Waktu
Sebenarnya ada banyak alat ukur waktu yang tersedia, seperti jam tangan, jam dinding, jam bandul dan sebagainya. Namun yang sering digunakan di laboratorium adalah stopwatch.
Ada banyak jenis stopwatch dengan berbagai ketelitian, mulai dari 1 detik, 1/10 detik, sampai 1/100 detik. Ada juga stopwatch digital dengan ketelitian yang sangat tinggi, misalnya fasilitas stopwatch di handphone.
·       Alat Ukur Suhu (temperatur)
Alat ukur suhu adalah termometer, dan ada banyak jenis termomter. Dilihat dari jenis skala ada tiga macam termomometer, yaitu Celcius, Fahrenheit, dan Reamur. Ditinjau dari bahan termometrik yang digunakan juga ada tiga jenis termometer, yaitu termometer gas, zat cair, dan zat padat (termokopel dan hambatan platina).
·       Alat Ukur Massa jenis
Massa jenis termasuk besaran turunan yaitu sama dengan massa dibagai volume benda. Oleh karena itu, untuk menentukan massa jenis sebuah benda kita perlu dua alat ukur, yaitu  alat ukur massa (neraca) dan alat ukur volume (penggaris untuk benda yang teratur bentuknya atau gelas ukur).
Cara lain untuk mengukur volume benda adalah dengan memasukkan benda langsung ke dalam gelas ukur.
Contoh:  Mula-mula air pada gelas ukur menunjuk skala pada 12,4 ml. Setelah sebuah benda dimasukkan pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 20,2 ml. Jadi volume benda tersebut adalah 20,2 ml – 12,4 ml  atau 7,8 ml



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan yang dapat ditarik adalah
sebagai berikut :
1.                   Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran yang lain. Sedangkan
besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran-besaran pokok.
2.                   Untuk penyamaan persepsi pengukuran di seluruh dunia, diciptakan suatu standar satuan yang disebut dengan satuan Sistem Internasional yang dapat dikonversi ke dalam satuan yang berlaku di negara masing-masing. Misalnya satuan panjang secara internasional adalah meter, dapat dikonversi ke dalam
satuan inchi, kaki, mil, dan lain-lain.
3.                   Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-
besaran pokoknya.
4.                   Kegunaan analisis dimensi yaitu; (a) mengungkapkan kesetaraan beberapa besaran yang secara sepintas tampak berbeda, misalnya energi kinetik, energi potensial, dan usaha; (b) menentukan satuan dari besaran turunan dengan cara analisis dimensional. Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memperhatikan
dimensi besaran tersebut.
5.                   Besaran skalar artinya besaran yang tidak memiliki arah sedangkan besaran vektor merupakan besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki arah.


DAFTAR PUSTAKA

Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti Depdiknas.
Tim Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen Depdiknas, Jakarta


Created by : MAYANK ARYANTI, S.Pd