BESARAN, SATUAN, DAN PENGKURAN
Di Susun
Oleh:
KELOMPOK 1
Nama : Aliefia Wara
Firda Mafira
MK : Konsep Dasar IPA
DosenPengampu:
Suhelayanti, M.Pd.I
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T
yang telah memberikan rakhmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan pembahas tentang cahaya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah dengan judul "Besaran, Satuan, dan
Pengkuran" yang telah
diberikan oleh dosen.
Dalam penyusunan
makalah ini, tentunya
tidak sedikit kesulitan yang kami hadapi, namun berkat bimbingan dan dorongan
dari semua pihak akhirnya makalah ini
dapat kami selesaikan. Untuk itu kami ucapkan Terima Kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini jauh dari Kesempurnaan. Untuk itu tegur,
sapa, dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Harapan saya mudah-mudahan dengan adanya makalah ini sedikit banyaknya berguna bagi penyusun khususnya, dan pembaca pada
umumnya.
Langsa, 14
April 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Besaran.......................................................................... 2
B. Pengertian Satuan............................................................................ 3
C. Pengertian Pengukuran.................................................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang berhubungan
dengan pengetahuan baik yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat. Namun hal
tersebut tidak kita sadari bagaimana cara mengembangkan peristiwa-peristiwa
yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Salah satu dari ilmu pengetahuan tersebut
adalah ilmu fisiska, dimana ilmu fisika tersebut sangat bermanfaat bagi
kehidupan kita sehari-hari dalam melakukan suatu aktivitas, contoh ilmu fisika
yang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan usaha manusia untuk mempelajari
gejala alam. Setelah gejala alam diketahui, maka dipikirkan bagaimana cara
pemanfaatannya di dunia nyata atau kehidupan sehari-hari , kajian ilmu fisika
sangat sering muncul dalam terjadinya suatu peristiwa, misalnya sebuah mobil
yang melakukan pengereman dan lain-lain, memindahkan sebuah barang/benda
ketempat lain. Peristiwa-peristiwa ini tentunya menimbulkan banyak pertanyaan
bagi kita jika kita kaitkan dengan ilmu fisika.
Disini
kita akan membahas bagaimana caranya kita menerapkan pertanyaan- pertanyaan
yang ada dipkiran kita dengan mempelajari materi-materi fisika. Dalam makalah
ini kami akan menjelaskan tentang perbedaan besaran pokok dan besaran turunan
beserta satuan dan dimensinya serta memprediksi dimensi suatu besaran melakukan
analisis, dan melakukan penjumlahan dan perkalian vektor dan menerapakannya
dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan
Besaran?
2.
Apa yang dimaksud dengan
Satuan?
3.
Apa yang dimaksud dengan
Pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur, serta dapat dinyatakan dengan
angka dan memiliki satuan. Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu:
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran Fisika sendiri dibagi menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.
a. Besaran Pokok
Besaran Pokok adalah besaran yang ditentukan lebih dulu berdasarkan kesepatan para ahli fisika. Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam. Selain itu, terdapat dua besaran tambahan yang tidak memiliki dimensi, yakni sudut datar dan sudut ruang (tiga dimensi).
b. besaran turunan
1. Besaran skalar yaitu besaran yang mempunyai besar dan satuan saja tanpa memiliki arah. Contoh : pangjang, massa, waktu
2. Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki besar (nilai), satuan dan arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.
2. Pengukuran Besaran Pokok
A. Kesimpulan
Besaran
|
Satuan
|
Lambang Satuan
|
Panjang
|
Meter
|
m
|
Massa
|
Kilogram
|
kg
|
Waktu
|
Sekon
|
s
|
Suhu
|
Kelvin
|
K
|
Kuat Arus
|
Ampere
|
A
|
Intensitas Cahaya
|
Candela
|
cd
|
Jumlah Zat
|
Mol
|
mol
|
*tabel besaran
pokok
Besaran Tambahan
|
Satuan
|
Lambang Satuan
|
Sudut Datar
|
Radian
|
rad
|
Sudut Ruang
|
Steradian
|
sr
|
* tabel besaran
tambahan
besaran yang diturunkan dari besaran
pokok. Besaran ini ada banyak macamnya.
Besaran Turunan
|
Nama Satuan
|
Lambang Satuan
|
Kecepatan
|
meter/sekon
|
m/s
|
Massa jenis
|
kilogram/meter3
|
kg/m3
|
Luas
|
meter2
|
m2
|
Volume
|
meter3
|
m3
|
Gaya
|
newton
|
N
|
energi
|
Newton.meter = joule
|
N.m = j
|
*tabel besaran turunan dan satuannya
Selain itu, berdasarkan ada tidaknya
arah, besaran juga dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran
vector.
1. Besaran skalar yaitu besaran yang mempunyai besar dan satuan saja tanpa memiliki arah. Contoh : pangjang, massa, waktu
2. Besaran vektor yaitu besaran yang memiliki besar (nilai), satuan dan arah.
Contoh : kecepatan, gaya, perpindahan,dll.
B. Pengertian Satuan
Satuan adalah suatu
pembanding dalam pengukuran atau membandingkan besaran dengan yang
lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu komponen besaran
yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam satuan untuk
besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan
adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem
satuan, yaitu menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme
Internationale d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan
yang diakui penggunaannya secara internasional serta memiliki standar yang
sudah baku. Satuan ini dibuat untuk menghindari kesalahpahaman yang timbul
dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan satuan yang digunakan. Pada
awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre – Kilogram – Second (MKS).
Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun 1948, tiga satuan yaitu
newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI. Akan tetapi, pada
tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah ditetapkan
yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal
yang mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter
kubik air, dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second
(CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan
baku. Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal
dan hasta. Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap
tempat.
No
|
Besaran
|
MKS
|
CGS
|
1
|
Panjang
|
m
|
Cm
|
2
|
Massa
|
kg
|
gram, ons, pounds
|
3
|
Waktu
|
detik
|
menit, jam, hari
|
4
|
Gaya
|
newton
|
Dyne
|
5
|
Energi
|
joule
|
kalori, erg
|
6
|
Suhu
|
kelvin
|
Celcius, Fahrenheit, Reamur
|
Sistem Satuan Internasional (SI) : Sistem satuan yang berlaku secara
internasional (mendunia). Sistem Satuan Internasional (SI) di bagi menjadi dua,
yaitu:
a. Sistem MKS :
(Meter, kilogram, sekon, atau detik).
b. Sistem CGS :
(Sentimeter, gram, sekon, atau detik).
C. Pengertian Pengukuran
Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam seperti gerak, kalor,
cahaya, bunyi , listrik, dan magnet. Proses pengamatan gejala alam tersebut
bermula dari pengamatan yang dilakukan oleh indera kita. Akan tetapi pengamatan
tersebut harus disertai dengan data kuantitatif yang dapat diperoleh dari hasil
pengukuran.
Pada proses pengukuran, alat ukur merupakan bagian terpenting dari sebuah
pengamatan. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita
tidak pernah luput dari kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula,
beras, daging, mengukur tinggi badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh
merupakan bentuk aktivitas pengukuran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
pengukuran merupakan bagian dari kehidupan manusia. Melalui hasil pengukuran
kita bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Pengukuran agar
memberikan hasil yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur yang memenuhi
syarat.
Suatu alat ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat yaitu valid (sahih)dan
reliable (dipercaya). Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian alat
ukur juga harus diperhatikan. Semakin teliti alat ukur yang digunakan, maka
semakin baik kualitas alat ukur tersebut.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran
yang sudah distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan mistar,
jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan neraca
dengan berbagai ketelitian, mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter,
mengukur waktu dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain
sebagainya. Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca, amper meter,
termometer merupakan alat ukur yang sudah distandar. Penggunaan alat ukur yang
sudah distandar, maka siapapun yang melakukan pengukuran, dimanapun pengukuran
itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu dilaksanakan akan memberikan hasil
yang relatif sama.
1. Instrumen Pengukuran
Instumen
pengukuran adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran. Hasil akhir
dari proses pengukuran sangat tergantung pada kemampuan alat ukur yang
digunakan. Kemampuan alat ukur dapat diketahui dari berbagai kriteria yang
ditetapkan, diantaranya adalah:
a. accuracy, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil ukur
yang mendekati hasil sebenarnya.
b. Presisi, adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang
sama dari pengukuran yang dilakukan berulang-ulang dengan cara yang sama.
c. Sensitivitas, adalah tingkat kepekaan alat ukur terhadap perubahan
besaraan yang akan diukur.
d. Kesalahan ( error ), adalah penyimpangan hasil ukur terhadap nilai yang
sebenarnya
Idealnya sebuah
alat ukur memiliki accuracy, presisi dan sensitivitas yang baik
sehingga tingkat kesalahannya relatif kecil dan data yang dihasilkan akan
akurat.
·
Pengukuran Besaran Panjang
Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan mistar, jangka
sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut memiliki nilai ketelitian
yang berbeda-beda. Nilai ketelitian adalah nilai terkecil yang masih dapat diukur.
1. Mistar
Mistar merupakan alat ukur panjang yang
paling sederhana dan sudah lumrah dikenal orang. Ada dua jenis mistar yang
sering digunakan, yaitu stik meter dan mistar metrik. Stik meter memiliki
panjang 1 meter dan memiliki skala desimeter, sentimeter, dan milimeter. Mistar
metrik memiliki panjang 30 sentimeter. Mistar memiliki skala pengukuran
terkecil 1 milimeter, sesuai dengan jarak garis terkecil antara dua garis yang
saling berdekatan. Ketelitiannya adalah 0,5 milimeter, atau setengah dari skala
terkecil
Ketika kita akan mengukur panjang suatu
objek dengan menggunakan sebuah mistar kita letakan ujung mistar yang
menunjukan nilai nol ke ujung objek yang akan diukur, kemudian baca panjang
skala yang terdekat dengan ujung objek yang diukur tersebut. Angka tersebut
menunjukan panjang objek yang kita ukur Untuk pengukuran dengan menggunakan
mistar atau penggaris, kita harus membaca skala pada alat secara benar, yaitu
posisi mata tepat di atas tanda yang akan dibaca. Posisi yang salah akan
menyebabkan kesalahan baca atau kesalahan paralaks.
2. Meteran lipat (pita pengukur)
a. Digunakan untuk
megukur suatu obyek yang tidak bisa dilakukan dengan mistar, misalnya karena
ukurannya terlalu panjang atau bentuknya tidak lurus.
b. Mempunyai
tingkat ketelitian sampai dengan 1 mm.
3. Jangka sorong
a. Digunakan untuk
mengetahui panjang bagian luar maupun bagian benda dengan sangat akurat /
teliti
b. Mempunyai
tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm
4. Mikrometer
Sekrup
a. Digunakan untuk
mengetahui ukuran panjang yang sangat kecil
b. Mempunyai
tingkat ketelitian sampai dengan 0,01 mm.
·
Alat Ukur Massa
Neraca yang digunakan di
laboratorium fisika pada umumnya berbeda neraca yang dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Berikut adalah beberapa contoh neraca berbagai bentuk.
Dan di bawah
ini adalah contoh neraca yang sering ditemukan di laboratarium
Ada empat macam
prinsip kerja neraca, yaitu:
1. Prinsip
kesetimbangan gaya gravitasi, contoh neraca sama lenga
2. Prinsip
kesetimbangan momen gaya, contoh neraca dacin
3. Prinsip
kesetimbangan gaya elastis, contoh neraca pegas untuk menimbang bahan-bahan ku
4. Prinsip inersia
(kelembaman), contoh neraca inersia
·
Alat Ukur Waktu
Sebenarnya ada banyak alat ukur waktu yang tersedia, seperti jam tangan,
jam dinding, jam bandul dan sebagainya. Namun yang sering digunakan di
laboratorium adalah stopwatch.
Ada banyak jenis stopwatch dengan berbagai ketelitian, mulai dari 1 detik,
1/10 detik, sampai 1/100 detik. Ada juga stopwatch digital dengan ketelitian
yang sangat tinggi, misalnya fasilitas stopwatch di handphone.
·
Alat Ukur Suhu (temperatur)
Alat ukur suhu adalah termometer, dan ada banyak jenis
termomter. Dilihat dari jenis skala ada tiga macam termomometer, yaitu Celcius,
Fahrenheit, dan Reamur. Ditinjau dari bahan termometrik yang digunakan juga ada
tiga jenis termometer, yaitu termometer gas, zat cair, dan zat padat
(termokopel dan hambatan platina).
·
Alat Ukur Massa jenis
Massa jenis termasuk besaran turunan
yaitu sama dengan massa dibagai volume benda. Oleh karena itu, untuk menentukan
massa jenis sebuah benda kita perlu dua alat ukur, yaitu alat ukur massa
(neraca) dan alat ukur volume (penggaris untuk benda yang teratur bentuknya
atau gelas ukur).
Cara lain untuk
mengukur volume benda adalah dengan memasukkan benda langsung ke dalam gelas
ukur.
Contoh: Mula-mula air
pada gelas ukur menunjuk skala pada 12,4 ml. Setelah sebuah benda dimasukkan
pada gelas ukur, air menunjuk pada skala 20,2 ml. Jadi volume benda tersebut
adalah 20,2 ml – 12,4 ml atau 7,8 ml
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan
yang dapat ditarik adalah
sebagai berikut :
1.
Besaran pokok merupakan besaran yang satuannya telah didefinisikan
terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran yang lain. Sedangkan
besaran turunan adalah besaran yang diturunkan
dari besaran-besaran pokok.
2.
Untuk penyamaan persepsi pengukuran di seluruh dunia, diciptakan
suatu standar satuan yang disebut dengan satuan Sistem Internasional yang dapat
dikonversi ke dalam satuan yang berlaku di negara masing-masing. Misalnya
satuan panjang secara internasional adalah meter, dapat dikonversi ke dalam
satuan inchi, kaki, mil, dan lain-lain.
3.
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-
besaran pokoknya.
4.
Kegunaan analisis dimensi yaitu; (a) mengungkapkan kesetaraan
beberapa besaran yang secara sepintas tampak berbeda, misalnya energi kinetik, energi potensial, dan usaha; (b)
menentukan satuan dari besaran turunan dengan cara analisis dimensional.
Analisis dimensional adalah suatu cara untuk menentukan satuan dari suatu besaran turunan, dengan cara memperhatikan
dimensi besaran tersebut.
5.
Besaran skalar artinya besaran yang tidak memiliki arah sedangkan
besaran vektor merupakan besaran yang selain memiliki nilai juga memiliki arah.
DAFTAR PUSTAKA
Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Dirjen Dikti Depdiknas.
Tim Seqip. (2003). Buku IPA Guru Kelas VI. Dirjen Dikdasmen
Depdiknas, Jakarta
Created by : MAYANK ARYANTI, S.Pd